E-Diklat

Kajian dan Karya Ilmiah

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 tahun 2008, menerangkan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Berdasarkan hasil observasi awal menggunakan data sekunder, kelengkapan pengisian berkas rekam medis masih belum optimal. Pada bulan Juni tahun 2022, diinformasikan bahwa kelengkapan pengisian berkas rekam medis sebesar 42 %. Pengisian tertinggi berada pada form identitas pasien sebesar 93%, sedangkan untuk lampiran penunjang di poli KIA, UGD, dan Fisioterapi masih belum ada (0%). Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Menurut Masturoh, Imas (2018), di bidang kesehatan, penelitian deskriptif ini digunakan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan masalah-masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat atau di dalam komunitas tertentu, termasuk di bidang rekam medis dan informasi kesehatan. Penelitian dilakukan di Puskesmas Pundong Kabupaten Bantul dengan menggunakan 354 bekas rekam medis sebagai objek penelitian, dan 3 orang (Koordinator Rekam Medis, Penanggungjawab Upaya Kesehatan Perorangan, dan Kepala Puskesmas) sebagai subjek penelitian. Dari hasil penelitian ini terdapat kelengkapan pengisian berkas rekam medis sebesar 35,65 %. Pengisian paling lengkap ada pada form identitas pasien sebesar, sedangkan pengisian lampiran penunjang poli KIA, Gizi dan Psikolog masih 0%. Sedangkan untuk faktor-faktor yang menyebabkan adanya ketidaklengkapan pengisian berkas rekam medis ada pada faktor sumber daya manusia yaitu kurangnya pengetahuan, kurangnya komitmen petugas, dan jumlah petugas yang terbatas.