E-Diklat

Kajian dan Karya Ilmiah

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1981, semua alat ukur takar, timbang dan perlengkapannya yang digunakan dalam transaksi harus ditera dan tera ulang. Mengingat di pasar, timbangan masih banyak dipakai oleh masyarakat dalam transaksi perdagangan, maka timbangan memerlukan pengujian untuk mendapatkan kebenarannya. Kebenaran dan keakuratan penimbangan dipengaruhi oleh alat ukur timbang dan perlengkapannya berupa anak timbangan yang diuji melalui proses tera/tera ulang. pada pelaksanaan sidang tera ulang di Pasar Semampir, 28 Juli 2022. Mengingat tidak semua pedagang mengikuti pelaksanaan sidang tera ulang alat timbangan, maka dicari faktor-faktor penyebab ketidak patuhan pedagang dalam mengikuti pelaksanaan sidang tera ulang. Metode yang dipakai ialah melalui metode deskriptif kualtitatif untuk mengetahui fenomena yang terjadi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat ketidak patuhan pedagang dalam pelaksanaan sidang tera ulang di Pasar Semampir. Selanjutnya penelitian dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap pedagang yang tidak melakukan tera ulang, dan diperoleh hasil bahwa hampir sebagian (46%) pedagang tidak berdagang. karena sudah selesai berdagang kemudian pulang (22%), kurang tahu informasi kaitan sidang tera ulang (16%). tidak ada timbangan pengganti selama timbangannya ditera/tera ulang (11%) dan karena tidak membawa timbangan saat berdagang (5%) pada hari itu.