Asal Usul Nama Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul; Cerita Rakyat Dari DIY
Keterangan Bibliografi
Pengarang | : Aji Prasetyo |
Pengarang 2 | : |
Kontributor | : Penyunting : Setyo Untoro |
Penerbit | : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa |
Kota terbit | : Jakata |
Tahun terbit | : 2016 |
ISBN | : - |
Subyek | : Cerita Rakyat |
Klasifikasi | : 398.2 Aji a |
Bahasa | : Indonesia |
Edisi | : Edisi 1 |
Halaman | : ix, 52 hlm, 21 cm |
Jenis Koleksi Pustaka
E-Book
Kategori Pustaka
Tidak ada kategori
Abstraksi
Karya sastra tidak hanya rangkaian kata demi kata, tetapi berbicara tentang kehidupan, baik secara realitas ada maupun hanya dalam gagasan atau cita-cita manusia. Apabila berdasarkan realitas yang ada, biasanya karya sastra berisi pengalaman hidup, teladan, dan hikmah yang telah mendapatkan berbagai bumbu, ramuan, gaya, dan imajinasi. Sementara itu, apabila berdasarkan pada gagasan atau cita-cita hidup, biasanya karya sastra berisi ajaran moral, budi pekerti, nasihat, simbol-simbol filsafat (pandangan hidup), budaya, dan hal lain yang berkaitan dengan kehidupan manusia. Kehidupan itu sendiri keberadaannya sangat beragam, bervariasi, dan penuh berbagai persoalan serta kronik yang dihadapi oleh manusia.
Banyak pelajaran yang dapat kita peroleh dari membaca karya sastra, salah satunya membaca cerita rakyat yang disadur atau diolah kembali menjadi cerita anak. Hasil membaca karya sastra selalu menginspirasi dan memotivasi pembaca untuk berkreasi menemukan sesuatu yang baru. Membaca karya sastra dapat memicu imajinasi lebih lanjut, membuka pencerahan, dan menambah wawasan.
Dalam cerita ini, Asal-Usul Nama Kecamatan Kasihan di Bantul meliputi beberapa anak judul, yaitu "Senjata Andalan Ki Ageng Mangir Wonoboyo", "Rencana Panembahan Senapati”, dan "Perjalanan Rara Pembayun".
Berikut salah satu cuplikan cerita di dalamya :
Sarinem sibuk menyiapkan masakan. Tanpa disengaja pisau sakti Ki Ageng Mangir Wonoboyo diletakkan di pangkuannya. Seketika pisau sakti itu langsung lenyap. Ternyata, secara gaib pisau itu masuk ke dalam perut Sarinem.
Astaga, aku telah melanggar pesan Ki Ageng Mangir!” kata Sarinem terkejut.
“Apa yang harus aku katakan nanti kepada Sinuhun?” pikir Sarinem dengan badan gemetar.
Karena kesalahannya tersebut, Sarinem sangat ketakutan. Dia membayangkan kemarahan Ki Ageng Mangir Wonoboyo ketika mengetahui pisaunya hilang. Wajah Sarinem mulai pucat dan akhirnya jatuh pingsan. Beberapa warga yang berada di dekatnya segera menolong Sarinem. Ketika Ki Tali Wangsa, ayah Sarinem, mengetahui peristiwa tersebut, ia melapor kepada Ki Ageng Mangir Wonoboyo. Mendengar cerita tersebut, Ki Ageng Mangir Wonoboyo hanya tersenyum. Hal itu membuat Ki Tali Wangsa merasa heran.
”Aku berjanji kepadamu Ki Tali Wangsa, masalah tersebut akan segera aku atasi!” kata Ki Ageng Mangir sambil tersenyum.
“Aku akan segera menikahi anakmu, Sarinem,” kata Ki Ageng Mangir Wonoboyo lagi.
“Hanya dengan menikahi Sarinem masalah itu dapat diatasi,” nasihat Ki Ageng Mangir Wonoboyo kepada Ki Tali Wangsa.
<
Inventaris
# | Inventaris | Dapat dipinjam | Status Ada |
1 | 11095/P1/2020.c1 | Ya | |
2 | 11096/P1/2020.c2 | Ya | |
3 | 11097/P1/2020.c3 | Ya | |
4 | 11098/P1/2020.c4 | Ya | |
5 | 11099/P1/2020.c5 | Ya | |
6 | 11100/P1/2020.c6 | Ya |