Buku

Tidak ada kategori

Darmadi dan Sumitro memiliki tabiat yang hampir sama. Yang membedakan hanya kependiaman. Sumitro lebih pandai sedikit jika dibandingkan dengan Darmadi. Hal itu disebabkan oleh Darmadi anak seorang kuli buruh, sedangkan Sumitro anak priyayi. Di rumah dan sekolah pun mereka berdua selalu bersama, bermain, bekerja, dan belajar selalu bersama. Ketika pelajaran di kelas Darmadi tertidur bahkan sampai mengigau. Darmadi menjadi bahan tertawaan teman-temannya . Darmadi pun dihukum gurunya.

Gumbreg dan Jamin memcuci pakaian di sungai. Mereka berburu burung kutilang muda untuk ditangkap, tetapi mereka gagal menangkapkan. Mereka berdua dituduh mencuri kacang tanah oleh Pak Sura. Untung Sumitro menolongnya.

Gumbreg, Jamin, Sumitro berenang di sungai. Sumitro mebantu Sutiyah yang botolnya pecah ditabrak orang. Ketika bulan purnama, Sumitro dan kawan-kawannya bermain, mereka berteriak-teriak. Mereka ditakut-takuti hantu pocong. Mereka tahu siapa yang menakut-nakuti hantu pocong itu. Mereka sepakat untuk membalasnya.

Darmadi merasa iba dengan Mingun yang sedang sakit. Darmadi memiliki gagasan untuk menolong Mingun. Darmadi memohon kepada gurunya untuk bermain sulap, tujuannya adalah untuk membantu Mingun yang sedang sakit. Gurunya mengijinkan Darmadi bermain sulap. Darmadi merasa malu karena aksi sulapnya terbongkar oleh gurunya. Akan tetapi gurunya memuji ide dan kemahiran Darmadi. Sumitra, Darmadi, dan Mingun diajak Jamin untuk melihat pohon aneh di rumahnya.