Tidak ada kategori

Penelitian ini ingin mengetahui lebih lanjut bagaimana pola sebaran kasus CRS jika dikaitkan dengan pola sebaran kasus rubella. Penelitian observasional dengan pendekatan spasial temporal ini dilaksanakan di RSUP Dr. Sarjito, Dinkes Provinsi dan Kab/Kota di DIY pada Januari-April 2019. Pengumpulan data melalui eksplorasi data surveillance sentinel CRS di RSUP Dr. Sarjito, CBMS di Dinkes Provinsi dan Kab/kota serta pengambilan titik koordinat pada setiap kasus CRS dan rubella. Analisis average nearest neighbor untuk melihat pola sebaran, analisis space-time permutation untuk melihat kluster kasus yang terjadi. Analisis deskriptif untuk mengetahui gambaran kasus rubella dan CRS serta factor risiko kejadian CRS. Hasil penelitian menunjukkan jumlah kasus rubella tertinggi pada tahun 2017 (IR:22,3 per 100.000 penduduk). Insiden kasus rubella tertinggi pada perempuan, sedangkan berdasarkan kelompok umur insiden tertinggi pada umur 5-14 tahun. Pada periode 2016-2018 ditemukan 12 kasus CRS pasti (IR 0,05 per 1000 kelahiran hidup) Distribusi CRS pasti paling banyak terjadi pada laki-laki, berdasarkan tempat paling banyak terjadi si Kab. Bantul. Munculnya CRS di Yogyakarta terdeteksi antara 6-8 bulan setelah terjadinya kenaikan dan puncak kasus rubella. Analisis spasial temporal menunjukkan kasus rubella memiliki pola sebaran kluster sedangkan kasus CRS memiliki pola menyebar. Pada kuster rubella ditemukan adanya kasus CRS, dan di setiap 2,5 km dari kasus CRS ditemukan adanya kasus rubella. Kasus rubella berkaitan secara spasial temporal terhadap kejadian CRS di Yogyakarta. Diperlukan penguatan sistem surveilans CRS serta penelitian lebih lanjut terkait kemungkinan kasus CRS yang under reported. Kata kunci: congenital rubella syndrome, rubella, analisis spasial-temporal.