Buku

Tidak ada kategori

Kemuliaan hari Jumat memiliki dalil nash yang kuat, bahkan, Hadis menyebut hari Jumat dengan ungkapan sayyid al ayyam, raja hari, penghulunga. Terkait dengan amalan ibadah Jumat, khususnya shalat Jumat pun, tidak sedikit kaum muslim yang masih belum memahami dengan baik dan sempurna. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa sebagian umat Islam masih menganggap tidak terlalu penting pemahaman tentang ibadah hari Jumat, baik siangnya maupun malamnya. Bahkan, sebagian lainnya mengagungkan Jumat dengan cara yang tidak ada rujukan dalilnya.  Dalam Al Quran dicantumkan di salah satu suratnya dengan nama al Jumuah. Tetapi, tidak karena kemuliaan dan ketinggian derajat hari Jumat lantas kita melakukan amalan atas nama mumpung hari Jumat, tapi bertentangan (kontraproduktif) dengan dalil-dalil yang ada. Sebab, jika itu dilakukan, bukannya mendapatkan nilai atau pahala, yang terjadi malah tertolaknya amalan karena tidak berdasarkan Al Quran dan Hadis yang kuat. Buku ini dengan cermat berusaha mengkaji, menelaah, mendalami dan member kesimpulan tentang apa yang sebaiknya dilakukan oleh seorang Muslim, terkait dengan hari Jumat itu. Dengan pendekatan takhrij aal hadits, buku ini mengambil kesimpulan dengan mengacu pada kajian derajat sebuah hadis. Lalu dari kajian isi hadis itulah sebuah kesimpulan hokum (istinbath) diambil dan dijadikan sebagai pegangan beramal – pola ini lazim disebut evicence-based analysis. Beberapa persoalan seputar Jumat disajikan dalam buku ini. Tetapi untuk dapat menyerap isi pesan buku ini, siapkan hati yang ikhlas, pikiran yang terbuka, dan semangat yang kuat untuk mengamalkannya agar dapat bersikap ittiba terhadap Sunnah Rasulullah Saw. Apa yang telah diberikan Rasulullah Saw. Kepadamu, terimalah ia. Apa saja yang dilarangnya bagimu, tinggalkanlah; dan bertakwalah kepada Allah (QS 59:7)