Gajah Mada : Pahlawan Persatuan Nusantara
Keterangan Bibliografi
Pengarang | : Mohammad Yamin |
Pengarang 2 | : |
Kontributor | : |
Penerbit | : Balai Pustaka |
Kota terbit | : Jakarta |
Tahun terbit | : 2008 |
ISBN | : 978-979-407-323-0 |
Subyek | : Sejarah Indonesia |
Klasifikasi | : 900 Moh g |
Bahasa | : Indonesia |
Edisi | : Cet. 16 |
Halaman | : xvi + 130 hlm ; 18 cm |
Keyword | : Sejarah Indonesia |
Lokasi | : |
Jenis Koleksi Pustaka
Buku
Kategori Pustaka
Tidak ada kategori
Abstraksi
Pada 1334, para menteri berkumpul di panangkilan menghadap sang Rani Majapahit, Tribhuana Tunggadewi. Di hadapan sang rani dan para menteri, Gajah Mada yang baru diangkat menjadi mahapatih, bersumpah yang kemudian dikenal dengan Sumpah Palapa. Gajah Mada mengatakan jika telah berhasil menundukkan Nusantara; Gurun, Seran, Tanjungpura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik telah tunduk, saya baru akan memakan palapa (istirahat.
Sumpah Gajah Mada itu menimbulkan kegemparan. Para petinggi kerajaan merespons dengan negatif. Ra Kembar mengejek Gajah Mada sambil mencaci maki. Ra Banyak turut mengejak dan tidak mempercayainya. Jabung Tarewes dan Lembu Peteng tertawa terbahak-bahak. Sumpahnya diucapkan dengan kesungguhan hati. Oleh karena itu, dia sangat marah ketika ditertawakan.
Gajah Mada kemudian membuat perhitungan dengan mereka yang mengejeknya. Akibat tindakan itu sangat hebat sekali. Hingga pada suatu hari tersiar kabar bahwa Ra Kembar dan Ra Banyak ditewaskan dengan hukuman mati. Gajah Mada memusnahkan Kembar dan Banyak. Itulah kesempatan baik untuk melampiaskan dendamnya kepada Kembar yang mendahului pengepungan Sadeng. Hal tersebut dianggap sebagai suatu dosa terhadap Gajah Mada.
Gajah Mada melaksanakan politik penyatuan Nusantara selama 21 tahun, yakni antara tahun 1336 sampai 1357. Isi program politik ialah menundukkan negara-negara di luar wilayah Majapahit, terutama negara-negara di seberang lautan, yakni Gurun (Lombok), Seram, Tanjung Pura (Kalimantan), Haru (Sumatera Utara), Pahang (Malaya), Dompo, Bali, Sunda, Palembang (Sriwijaya), dan Tumasik (Singapura). Bahkan, dalam kitab Nagarakretagama pupuh 13 dan 14 nama-nama negara yang disebutkan jauh lebih banyak daripada yang dinyatakan dalam sumpah Nusantara.
Inventaris
# | Inventaris | Perpustakaan | Dapat dipinjam | Status Ada |
1 | 1999/P1/M/2015 | Kantor Pusat | Ya |