Buku

Tidak ada kategori

Budi tinggal bersama ayah dan ibunya serta adik laki-laki dan perempuan di sebuah desa kecil, jauh dari keramaian kota. Rumah panggung mereka berada di dekat anak sungai yang merupakan jalan utama penduduk desa. Desa mereka belum ada jalan biasa yang dilalui kendaraan. Orang tua Budi bekerja sebagai petani dan memiliki dua ekor kerbau serta beberapa hewan ternak. Budi berumur 12 tahun. Untuk pergi ke sekolah, ia diberikan perahu kecil oleh ayahnya. Budi tak pernah mau membantu ayahnya di sawah, ia tak mau jadi petani. Suatu hari, saat sedang berangkat sekolah, Budi mendengar deru sebuah kapal. Hal itu yang membuat pikirannya sibuk memikirkan tentang hal kapal yang besar, sungai dan lautan. Sepulang sekolah, Budi kembali mendengar deru kapal, dan ia memutuskan untuk mencarinya. Sampai hari menjelang gelap, Budi telah sampai ke sungai besar, jauh dari rumahnya. Akhirnya Budi bisa melihat kapal besar yang sedang berlayar menuju lautan. Budi kebingungan saat akan mendayung pulang. Arus air membawa perahu kecil budi menuju lautan. Budi tersesat, namun ia beruntung, ditolong oleh nelayan tua di sebuah pulau. Budi menceritakan perjalanannya hingga tersesat. Setelah menolong nelayan tua itu mencari ikan, ia diantar menuju anak sungai dekat tempat tinggalnya. Budi berterima kasih pada nelayan tua itu karena telah bersedia mengantarnya pulang.