Buku

Tidak ada kategori

Cinta adalah penjelmaan yang tidak mudah dijelaskan. Banyak preibahasa berusaha mengungkap hakikat cinta,namun selalu masih tersisa berbagai ihwal cinta yang ibarat keping-keping mozaik berserakan. Maka ulasan tentang cinta tidak pernah selesai sepenuhnya, meninggalkan gapura terbuka yang seakan-akan menanti masukan. Begitulah cinta, penjelmaan kenyataan dan misteri sekaligus, yang memaksa kita menyerah pada dominasinya. Cinta bukan hasil suatu rancangan, bukan pula hasil manipulasi; orang ‘jatuh’ cinta dengan konsekuensi kapitulasi dirinya. Demikianlah ungkapan “amor vincit omnia” (cinta memenangkan segalanya) memang mengandung kebenaran.

Dalam buku ini, gaya tutur Stephanie sama sekali berbeda dengan penulis cerita cinta duka yang biasa kita temui. Dia tidak menghadirkan cerita yang memeras air mata atau memanipulasi emosi pembaca. Sebaliknya, Stephanie seperti tengah membuka mata dan telinga pembaca, untuk menikmati derita dengan cara berbeda, dan bagaimana derita sesungguhnya bisa menjadi pintu kedua untuk mendapatkan makna hidup sebenarnya.

Luka selalu menguak lapisan yang lebih dalam pada diri kita. Cinta yang tertampik, hasrat yang patah, memang bisa membuat dunia tampak kelam; tetapi ada kalanya pengalaman itu justru menjernihkan dan memperdalam pandangan kita tentang hidup di dunia. Dalam buku ini diperlihatkan bahwa kedua kemungkinan itu pada dasarnya adalah soal pilihan sikap dalam memaknai kenyataan, dan bukanlah semata-mata suratan takdir yang tak tertahankan.