Buku

Tidak ada kategori

Cinta tak memberikan apa-apa kecuali hanya dirinya. Cinta pun tidak mengambil apa-apa kecuali dari dirinya. Cinta tak memiliki ataupun dimiliki. Karena cinta telah cukup untuk dicinta (Khahlil Gibran). Rara hafal sekali puisi itu, malah di luar kepala. Nggak Cuma edisi Indonesianya, Inggrisnya juga iya. Habis yang pertama memperkenalkan puisi itu kan gusnya, Gus Azka. Putra Rama Yai yang bisa bikin ia gemetar, kaku kemerah-merahan, bingung dan grogi banget hanya dengan mendengar nama dan suaranya.

Pantesan kalau Rara kemudian jadi berubah total. Dari aktivis kampus yang cuek bebek sama pondok, suka molor pagi, emog ngaji, suka sembunyi-sembunyi melanggar peraturan, eh…jadi Rara yang santri abis! Siap-siap jadi ibu Nyai gitu. Jadi Bidadarinya Azka. Persis namanya, Haura, artinya kan Bidadari.

Tapi, masak iya sih Rara bakal jadi Bidadarinya gus Azka? Ternyata, yang terjadi justru diluar yang diharapkan Rara. Rara patah hati karena Gus Azka akan menikah dengan Zahra, sahabatnya sendiri. Dan ditahun ajaran semester baru, Rara pindah di sebuah pesantren di Mangkuyudan. Di pesantren barunya inilah baru Rara mengetahui cerita sebenarnya jika gus Azka dijodohkan dengan Zahra sebagai sebuah perkawinan politik untuk menjaga kelangsungan keluarga sebagai pengelola pesantren Al-Firdaus.