Tidak ada kategori

Jaka Sulastana, SP,MSi, Budhi Santoso, Dadang Iskandar Jayusman, STp. Tempuyung Budi Daya & Pemanfaatan untuk Obat. Jakarta: Penebar Swadaya, 2004. subjek: tanaman obat kelas: 635 Jak T2 ISBN: 979-489-845-7 Tempuyung merupakan tanaman asli Eropa dan Asia, khususnya Asia Baat Daya. Tempuyung memiliki nama beragam, diantaranya jombang, lalakina, galibug, lempung, rayana (Sunda), tempuyung (Jawa), niu she tou (Cina) laitron des champs (Perancis) dan sow thistle (Inggris). Tempuyung dikenal sebagai tanaman berduri yang perkembangbiakannya menyebar, bersifat sebagai tanaman tahunan dan memiliki perakaran cukup dalam. Pertumbuhan tempuyung dapat mencapai tinggi 0,3-1,8 m dan memiliki getah dan memiliki bunga. Tempuyung tumbuh liar di tempat terbuka yang terkena sinar matahari atau sedikit terlindung seperti di tebing-tebing, tepi saluran air, atau tanah terlantar. Tempuyung dapat tumbuh di daerah yang bercurah hujan tinggi pada ketinggian 50-1650 m dpl. Tempuyung berupa perdu tahunan, tegak, mengandung getah putih dan berakar tunggang yang kuat, sedangkan batang berongga dan berusuk. Tempuyung dapat tumbuh secara vegetatif dan generatif. Tempuyung menghasilkan rata-rata 30 biji per kepala bunga. Tempuyung bagi masyarakat umum atau bagi kaum vegetarian bisa dimanfaatkan sebagai salah satu makanan favorit untuk menambah nafsu makan dan memperbanyak gizi makanan. Selain itu juga sebagai lalap, sayuran atau tanaman tersebut diharapkan memiliki manfaat-manfaat lain bagi tubuh, diantaranya sebagai obat. Beberapa penyakit yang dapat disembuhkan diantaranya hipertensi, diare, asam urat, batu ginjal, kolesterol dan masih banyak lagi.