Bumi Manusia
Keterangan Bibliografi
Pengarang | : TUR, Pramoedya Ananta |
Pengarang 2 | : |
Kontributor | : Astuti Ananta Toer |
Penerbit | : Lentera Dipantara |
Kota terbit | : Jakarta |
Tahun terbit | : 2006 |
ISBN | : 979-97312-3-2 |
Subyek | : Kesusasteraan |
Klasifikasi | : 809 Tur B |
Bahasa | : Indonesia |
Edisi | : Cet. 2 |
Halaman | : 535 hlm.; 20 cm |
Keyword | : |
Lokasi | : |
Jenis Koleksi Pustaka
Buku
Kategori Pustaka
Tidak ada kategori
Abstraksi
Pada bagian awal BM, diceritakan bahwa Minke adalah seorang pribumi muda yang berbakat dan bersekolah di sekolah H.B.S. Minke juga banyak bergaul dengan teman-temannya yang kebanyakan adalah anak totok Belanda/Eropa dan campuran totok dengan Pribumi (Indo). Sahabat pribadinya sendiri, Jean Marais, adalah seorang totok berkebangsaan Prancis yang pernah menjadi serdadu kumpeni dan kehilangan salah satu kakinya. Jean yang sebetulnya humanis itu terpaksa menjadi serdadu karena kemiskinannya. Di medan perang, ia kemudian justru menikahi seorang wanita Aceh dan memiliki putri cantik bernama Maysaroh. Sayangnya, istrinya meninggal dunia. Jean pun hanya bisa bertahan hidup sebagai pelukis pesanan di Hindia Belanda. Minke kerap membantunya mencarikan pesanan untuk sahabatnya itu.
Hidup di antara kalangan Indo, Minke merasa tak ada masalah dengan hal tersebut. Ia dibesarkan dari keluarga priyayi Jawa dan bisa menggunakan bahasa Belanda dengan fasih. Meski demikian, ia sadar ia hanya seorang inlander. Bagaimanapun juga, ia tidak “sekeren†para Indo dan totok. Minke adalah seorang pengagum kecantikan. Di bagian awal novel ini, kita akan mudah menangkap karakter Minke ini. Pram membuatnya tampak seperti remaja lelaki galau yang tengah di mabuk cinta. Tak tanggung-tanggung, ia jatuh hati pada Ratu Wihelmina, ratu Belanda! Hahaha. Sifat Minke yang mudah jatuh hati pada wanita ini diketahui teman-temannya, tak terkecuali Suurof. Suurof adalah indo yang sangat rasis. Ia sangat membanggakan dirinya yang punya darah Eropa. Suatu hari, ia ditantang Suurof menaklukkan hati wanita yang konon lebih cantik dari Sri Ratu Belanda! Tantangan pun bersambut. Minke mau diajak ke rumah seorang pribumi simpanan Belanda bernama Nyai Ontosoroh. Di rumah tersebutlah Minke bertemu dengan wanita yang konon luar biasa cantik itu. Ia adalah Annelies, bungsu dari Nyai Ontosoroh dan adik dari Robert Mellema.
Begitu melihat Annelis pada pandangan pertama, Minke sudah tak bisa berkata apa-apa. Tapi Minke tak hanya terperdaya oleh kecantikan Annelies. Menurutnya, keluarga Nyai Ontosoroh alias Sanikem sangatlah unik. Nyai Ontosoroh tampil sebagai wanita super cerdas. Dia tak seperti nyai-nyai atau simpanan Belanda kebanyakan. Anaknya, Annelies juga unik. Meski luar biasa cantik, ia tak punya teman Indo dan totok karena berhenti sekolah. Mentalnya pun seperti bocah karena sejak kecil harus membantu ibunya di perusahaan tanpa pergaulan dengan kawan-kawan seumurnya. Abangnya, Robert Mellema sangat “mengesankanâ€. Meski yang ini kesannya negatif. Tapi setidaknya, Robert tak semengerikan Herman Mellema (sang kepala keluarga) yang begitu jijik ada pribumi seperti Minke yang masuk ke dalam rumahnya. Herman Mellema bahkan mengumpati Minke dengan sebutan monyet. Untungnya, Nyai Ontosoroh memberanikan diri membela Minke. Ini adalah tindakan luar biasa mengingat biasanya seroang nyai pribumi tunduk di bawah totok Belanda.
Inventaris
# | Inventaris | Perpustakaan | Dapat dipinjam | Status Ada |
1 | 2511/P1/2006 | Kantor Pusat | Ya |