Ronggeng Dukuh Paruk
Keterangan Bibliografi
Pengarang | : TOHARI, Ahmad |
Pengarang 2 | : |
Kontributor | : - |
Penerbit | : Gramedia Pustaka Utama |
Kota terbit | : Jakarta |
Tahun terbit | : 2003 |
ISBN | : 979-22-0196-3 |
Subyek | : Fiksi |
Klasifikasi | : 813 Toh R |
Bahasa | : Indonesia |
Edisi | : cet. 2 |
Halaman | : 397 hlm.; 21 cm |
Keyword | : |
Lokasi | : |
Jenis Koleksi Pustaka
Buku
Kategori Pustaka
Tidak ada kategori
Abstraksi
Berlatar ketika musim kemarau panjang di sebuah perdukuhan sempit dan terpencil, di dukuh paruk. Kehidupan yang masih primitif belum menyentuh peradaban maju dunia luar, dengan berbagai tetek bengek ciri kebodohan yang terbenam pada perilaku penghuninya. Sumpah serapah dan kata cabul menjadi media interaksi mereka, bunyi gong dan cangklung serta tarian yang disajikan ronggeng menjadi hiburan paling menarik dan paling ditunggu di dukuh paruk.
Kisah bermula ketika srintil kedapatan oleh kakeknya sakarya tengah berlenggak lenggok dibawah pohon nangka yang meranggas dengan diiringi oleh bunyi yang dibuat rasus dan kedua orang temannya yang lain yang menirukan suara gong dan cangklung khas ronggeng dukuh paruk. Srintil yang masih belia sudah mampu menarikan berbagai tarian yang biasa dibawakan oleh seorang ronggeng dewasa, dengan bakatnya itulah srintil kemudian dibawa oleh sakarya menemui suami istri kertareja, seorang dukun ronggeng ternama di dukuh paruk. Jadilah srintil diasuh oleh kertreja dan istrinya untuk dijadikan sorang ronggeng besar kebanggaan dukuh paruk. Kabar munculnya seorang ronggeng baru yang telah dua belas tahun lamanya sirna terdengar oleh masyarakat, senyum bahagia mekar di wajah mereka, senang dirasa akhirnya dukuh paruk yang sudah lama tidur kembali bangun.
Namun untuk meggapai cita-citanya menjadi seorang ronggeng sejati, srintil harus melewati berbagai tahapan, mulai dari menari beberapa ronde setiap malam, mandi kembang di kuburan ki secamenggala yang katanya nenek moyang semua penghuni dukuh paruk hingga harus melakukan acara bukak kelambu yang artinya srintil harus menyerahkan keperawanannya kepada seorang laki laki yang mampu memenuhi syarat yang diajukan. Srintil yang tidak rela melakukan bukak kelambu dengan dua orang laki laki terpilih yang mampu memenuhi syarat berupa sekeping emas ringgit menemui rasus dan memintanya untuk bersenggama. Sungguh malang nasib kedua pemuda itu, mereka terjerat tipu muslihat kertareja dan istriya yang hanya mengincar harta yang mereka persembahkan untuk memenuhi persyaratan bukak kelambu bersama srintil.
Semenjak peristiwa itu rasus pergi meninggalkan tanah airnya menuju pasar dawuan, disana ia menjadi buruh pengupas ubi kayu. Tetapi takdir membawanya kembali bertemu srintil yang menggenakan banyak perhiasan emas yang bertengger menghias tubuh moleknya, hasil srintil me-ronggeng di setiap malam. Hampir semua pertemuannya dengan srintil, selalu berakhir di sebuah perumahan warga, tempat mereka menyalurkan nafsu birahi. Hingga suatu hari rasus bertemu dengan sersan slamet yang diutus untuk mengusir perampok yang berkeliaran di kampung mereka dan menjadi tobang yang melayani kebutuhan tentara tentara di barak militer, dekat pasar dawuan. Dewi fortuna berpihak padanya, rasus pun diangkat menjadi seorang tentara tanpa pangkat karena rasus berhasil membunuh 2 dari 5 perampok yang akan meenjarah di kediaman kertareja. Rasus kemudian bertekad untuk keluar dari dakuh paruk dan melupakan cintanya pada srintil seutuhnya.
Inventaris
# | Inventaris | Perpustakaan | Dapat dipinjam | Status Ada |
1 | 105/P1/2002 | Kantor Pusat | Ya | |
2 | 2698/P1/2003 | Kantor Pusat | Ya | |
3 | 449/H1/2009 | Kantor Pusat | Ya |